Menentukan Kedalaman dan Lebar Alur Pelayaran
Menurut PM 129 Tahun 2016, Alur Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari kapal.
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan keluar/masuk ke kolam pelabuhan. Alur pelayaran harus mempunyai kedalaman dan lebar yang cukup atau sesuai dengan draft kapal sehingga dapat dilalui kapal-kapal yang akan menggunakan pelabuhan (Muhammad Didi Darmawan, 2016).
Ada banyak cara untuk menentukan kedalaman dan lebar alur pelayaran. Namun di sini kita akan membahas metode perhitungan menurut PIANC 2014 - Harbour Approach Channel. Modul tersebut dapat dibaca di link berikut:
Ada dua dimensi yang penting untuk diperhitungkan dalam membuat desain konsep pelabuhan yaitu kedalaman dan lebar. Penjelasan mengenai cara menghitung kedua dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kedalaman
Kedalaman alur pelayaran dipengaruhi oleh banyak hal, namun faktor-faktor tersebut dapat diringkas menjadi tiga bagian yakni:
1) Faktor ketinggian air
2) Faktor kapal
3) Faktor dasar perairan
Mengenai apa saja parameter dari masing-masing faktor beserta definisinya dapat dibaca lebih lanjut di modul PIANC
Gambar 1. Faktor Kedalaman Alur Pelayaran |
Dengan memperhitungkan seluruh faktor, PIANC memberikan koefisien-koefisien yang dapat segera dipakai oleh insinyur pelabuhan dalam menentukan kedalaman. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Komponen kedalaman alur pelayaran dan ADC untuk desain konsep |
Keterangan:
- T: Laden Draft/Full Loaded Draft (Draft kapal ketika bermuatan penuh)
- Hs: Gelombang Signifikan
- ADC: Jarak antara batas atas kapal dengan struktur di atas kapal (contoh: jembatan, dll)
- Hst: Jarak antara permukaan air sampai bagian atas tiang layar
- Koefisien di tabel sudah memperhitungkan densitas air laut, untuk air tawar memerlukan penyesuaian ulang
- Hkt: Tinggi kapal dari lunas kapal sampai bagian atas tiang layar
- UKC: Jarak bebas di kolom air antara dasar alur dengan lunas kapal
Contoh perhitungan:
Apabila diketahui data kapal sebagai berikut:
Gambar 4. Contoh data kapal yang diketahui |
maka perhitungan kedalaman sesuai dengan tabel di Gambar 2 adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Contoh pengerjan desain konsep kedalaman alur pelayaran |
(Catatan: Comparison with T adalah perbandingan kedalaman dengan draft (h/T))
Apabila terdapat overhead structure sehingga harus memperhitungkan ADC, maka perhitungannya adalah sebagai berikut (dengan anggapan Hkt = 28,7 meter):
Gambar 6. Contoh pengerjaan ADC kapal |
Berikut adalah hitungan ADC sesuai dengan Gambar 2
Berdasarkan modul PIANC hal. 39,
ADC = 0,05Hst >= 2 m
(ADC adalah 5% dari Hst, namun hasilnya harus lebih atau sama dengan 2 meter). Sehingga untuk Inner Channel dibuat 2 meter sesuai dengan ketentuan minimum ADC.
2. Lebar
Gambar 7. Fairway dan Channel |
Gambar 8. Alur pelayaran 2 jalur |
Sedangkan pada Gambar 8 dapat dilihat two lane channel (alur pelayaran2 jalur). Dengan gambaran demikian, dapat ditarik kesimpulan mengenai cara perhitungan lebar alur dengan 2 jalur:
Total Width: (2 x Manoevering Lane) + (2 x Bank Clearance) + Passing Distance
Berikut adalah perhitungan-perhitungan untuk setiap faktor yang memengaruhi lebar alur:
Gambar 9. Manoevring Lane - Basic Manoevering Lane |
Gambar 10. Manoevering Lane - Environmental and other factors |
Gambar 11. Bank Clearance |
Gambar 12. Passing Distance |
Dengan memakai data di Gambar 4 dan menggunakan perhitungan dari Gambar 9 sampai Gambar 12 lalu menyatukannya sesuai rumus Total Width, dapat diketahui lebar alur pelayaran:
Komentar
Posting Komentar